TUMBUH KEMBANG DEWASA AKHIR (> -65
Th)
A. DINAMIKA PERKEMBANGAN
A.1.Fisik
Perkembangan fisik pada masa lansia terlihat
pada perubahan perubahanl
fisiologis yang bisa dikatakan mengalami kemunduran, perubahan perubahan
biologis yang dialami pada masa lansia yang terlihat adanya kemunduran tersebut
sangat berpengaruh terhadap kondisi kesehatan dan terhadap kondisi psikologis.
Menurut Hurlock (1980) terjadi perubahan fisik berupa
penampilan pada usia dewasa akhir, diantanya adalah :
1. Daerah kepala
Hidung menjulur lemas.
Bentuk mulut akan berubah karena
hilangnya gigi.
Mata kelihatan pudar.
Dagu berlipat dua atau tiga
Kulit berkerut/keriput dan kering.
Rambut menipis dan menjadi putih
2. Daerah Tubuh
Bahu membungkuk dan tampak mengecil
Perut membesar dan tampak membuncit
Pinggul tampak mengendor dan tampak
lebih besar
Garis pinggang melebar
Payudara pada wanita akan mengendor
3. Daerah persendian
Pangkal tangan menjadi kendor dan terasa berat
Kaki menjadi kendor dan pembuluh darah
balik menonjol
Tangan menjadi kurus kering
Kaki membesar karena otot-otot mengendor
Kuku tangan dan kaki menebal, mengeras
dan mengapur.
B.Kognitif
Kecerdasan dan Kemampuan Memproses
Kecepatan memproses informasi mengalami penurunan pada masa dewasa akhir. Ada
beberapa bukti bahwa orang-orang dewasa lanjut kurang mampu mengeluarkan
kembali informasi yang telah disimpan dalam ingatannya.
Meskipun kecepatan tersebut perlahan-lahan menurun, namun terdapat variasi
individual di dalam kecakapan ini. Dan ketika penurunan itu terjadi hal ini
tidak secara jelas menunjukkan perngaruhnya. Misalnya, pada suatu eksperimen
yang mempelajari waktu reaksi dan keterampilan mengetik dari juru ketik pada
semua usia (salthouse, 1984). Juru ketik tua biasanya memiliki reaksi-reaksi p
kehidupan kita dalam beberapa segi substansia
yang lambat, namun mereka sebenarnya mengetik sama cepatnya dengan juru ketika
yang masih muda.
Barangkali para juru ketik tua itu lebih cepat mengetik pada saat mereka masih
muda dan pelan-pelan mulai melambat, tetapi hasilnya pada kondisi lain
menunjukkan bahwa ada hal lain yang telah terlibat. Ketika jumlah karakter yang
dapat dilihat selanjutnya oleh para juru ketik itu terbatas, kecepatan mengetik
pada juru ketik tua menurun secara substansial; para juru ketik muda kurang
begitu terpengaruh dengan keterbatasan ini. Para juru ketik tua telah belajar
untuk melihat jauh ke depan, sehingga memberi kesempatan pada mereka untuk
mengetik sama cepatnya dengan rekan-rekannya yang lebih muda.
D.Perkembangan
Emosional (Perkembangan Motorik Kasar)
Memasuki masa tua, sebagian besar
lanjut usia kurang siap menghadapi dan menyikapi masa tuatersebut, sehingga
menyebabkan para lanjut usia kurang dapat menyesuaikan diri dan memecahkan
masalah yang dihadapi (Widyastuti, 2000). Munculnya rasa tersisih, tidak
dibutuhkan lagi, ketidakikhlasan menerima kenyataan baru seperti penyakit yang
tidak kunjung sembuh, kematian pasangan, merupakan sebagian kecil dari
keseluruhan perasaan yang tidak enak yang harus dihadapi lanjut usia
Sejalan dengan bertambahnya usia, terjadinya gangguan fungsional, keadaan
depresi dan ketakutan akan mengakibatkan lanjut usia semakin sulit melakukan
penyelesaian suatu masalah. Sehingga lanjut usia yang masa lalunya sulit dalam
menyesuaikan diri cenderung menjadi semakin sulit penyesuaian diri pada
masa-masa selanjutnya.
Yang dimaksud dengan penyesuaian diri pada lanjut usia adalah kemampuan orang
yang berusia lanjut untuk menghadapi tekanan akibat perubahan perubahan fisik,
maupun sosial psikologis yang dialaminya dan kemampuan untuk mencapai
keselarasan antara tuntutan dari dalam diri dengan tuntutan dari lingkungan,
yang disertai dengan kemampuan mengembangkan mekanisme psikologis yang tepat
sehingga dapat memenuhi kebutuhan– kebutuhan dirinya tanpa menimbulkan masalah
baru.
Pengertian
Pengertian Dewasa akhir (lansia) menurut beberapa ahli:
Menurut J.W. Santrock (J.W.Santrock,
2002, h.190), ada dua pandangan tentang definisi orang lanjut usia atau lansia,
yaitu menurut pandangan orang barat dan orang Indonesia. Pandangan orang barat
yang tergolong orang lanjut usia atau lansia adalah orang yang sudah berumur 65
tahun keatas, dimana usia ini akan membedakan seseorang masih dewasa atau sudah
lanjut. Sedangkan pandangan orang Indonesia, lansia adalah orang yang berumur
lebih dari 60 tahun. Lebih dari 60 tahun karena pada umunya di Indonesia
dipakai sebagai usia maksimal kerja dan mulai tampaknya ciri-ciri ketuaan.
• Menurut Hurlock (2002), tahap
terakhir dalam perkembangan ini dibagi menjadi usia lanjut dini yang berkisar
antara usia enampuluh sampai tujuh puluh tahun dan usia lanjut yang dimulai
pada usia tujuh puluh tahun hingga akhir kehidupan seseorang. Orangtua muda
atau usia tua (usia 65 hingga 74 tahun) dan orangtua yang tua atau usia tua
akhir (75 tahun atau lebih) (Baltes, Smith&Staudinger,
Charness&Bosmann) dan orang tua lanjut (85 tahun atau lebih) dari
orang-orang dewasa lanjut yang lebih muda (Johnson&Perlin).
Penggolongan lansia menurut Depkes dikutip dari Azis (1994) menjadi tiga
kelompok yakni:
Kelompok lansia dini (55 – 64 tahun),
merupakan kelompok yang baru memasuki lansia.l
Kelompok lansia (65 tahun ke atas).l
Kelompok lansia resiko tinggi, yaitu
lansia yang berusia lebih dari 70 tahun.l
Ciri-ciri dewasa akhir
Adanya periode penurunan atau
kemunduran. Yang disebabkan oleh faktor fisik dan psikologis.l
Perbedaan individu dalam efek penuaan.
Ada yang menganggap periode inil
sebagai waktunya untuk bersantai dan ada pula yang menganggapnya sebagai
hukuman.
Ada stereotip-stereotip mengenai usia
lanjut. Yang menggambarkan masa tua tidaklah menyenangkan.l
Sikap sosial terhadap usia lanjut.
Kebanyakan masyarakat menganggapl orang berusia lanjut tidak begit dibutuhkan katena
energinya sudah melemah. Tetapi, ada juga masyarakat yang masih menghormati
orang yang berusia lanjut terutama yang dianggap berjasa bagi masyarakat
sekitar
Mempunyai status kelompok minoritas.
Adanya sikap sosial yang negatif tentang usia lanjut.l
Adanya perubahan peran. Karena tidak
dapat bersaing lagi dengan kelompok yang lebih muda.l
Penyesuaian diri yang buruk. Timbul
karena adanya konsep diri yang negatif yang disebabkan oleh sikap sosial yang
negatif.l
Ada keinginan untuk menjadi muda
kembali. Mencari segala cara untukl memperlambat penuaan.
Tugas Perkembangan dewasa akhir
Adapun tugas perkembangan pada masa dewasa akhir ini, diantaranya:
• Menciptakan kepuasan dalam keluarga sebagai tempat tinggal di hari tua.
• Menyesuaikan hidup dengan penghasilan sebagai pensiunan
• Membina kehidupan rutin yang menyenangkan.
• Saling merawat sebagai suami-istri
• Mampu menghadapi kehilangan (kematian) pasanan dengan sikap yang positif
(menjadi janda atau duda).
• Melakukan hubungan dengan anak-anak dan cucu-cucu.
• Menemukan arti hidup dengan nilai moral yang tinggi.
DINAMIKA PERKEMBANGAN
Fisik
Perkembangan fisik pada masa lansia terlihat
pada perubahan perubahanl
fisiologis yang bisa dikatakan mengalami kemunduran, perubahan perubahan
biologis yang dialami pada masa lansia yang terlihat adanya kemunduran tersebut
sangat berpengaruh terhadap kondisi kesehatan dan terhadap kondisi psikologis.
Menurut Hurlock (1980) terjadi perubahan fisik
berupa penampilan pada usia dewasa akhir, diantanya adalah :l
1. Daerah kepala
Hidung menjulur lemasl
Bentuk mulut akan berubah karena
hilangnya gigil
Mata kelihatan pudarl
Dagu berlipat dua atau tigal
Kulit berkerut/keriput dan keringl
Rambut menipis dan menjadi putihl
• Daerah Tubuh
Bahu membungkuk dan tampak mengecill
Perut membesar dan tampak membuncitl
Pinggul tampak mengendor dan tampak
lebih besarl
Garis pinggang melebarl
Payudara pada wanita akan mengendorl
3. Daerah persendian
Pangkal tangan menjadi kendor dan terasa
beratl
Kaki menjadi kendor dan pembuluh darah
balik menonjoll
Tangan menjadi kurus keringl
Kaki membesar karena otot-otot mengendorl
Kuku tangan dan kaki menebal, mengeras
dan mengapur.l
Kognitif
Kecerdasan dan Kemampuan Memproses
Kecepatan memproses informasi mengalami penurunan pada masa dewasa akhir. Ada
beberapa bukti bahwa orang-orang dewasa lanjut kurang mampu mengeluarkan
kembali informasi yang telah disimpan dalam ingatannya.
Meskipun kecepatan tersebut perlahan-lahan menurun, namun terdapat variasi
individual di dalam kecakapan ini. Dan ketika penurunan itu terjadi hal ini
tidak secara jelas menunjukkan perngaruhnya terhadap kehidupan kita dalam
beberapa segi substansial.
Misalnya, pada suatu eksperimen yang mempelajari waktu reaksi dan keterampilan
mengetik dari juru ketik pada semua usia (salthouse, 1984). Juru ketik tua
biasanya memiliki reaksi-reaksi yang lambat, namun mereka sebenarnya mengetik
sama cepatnya dengan juru ketika yang masih muda.
Barangkali para juru ketik tua itu lebih cepat mengetik pada saat mereka masih
muda dan pelan-pelan mulai melambat, tetapi hasilnya pada kondisi lain
menunjukkan bahwa ada hal lain yang telah terlibat. Ketika jumlah karakter yang
dapat dilihat selanjutnya oleh para juru ketik itu terbatas, kecepatan mengetik
pada juru ketik tua menurun secara substansial; para juru ketik muda kurang
begitu terpengaruh dengan keterbatasan ini. Para juru ketik tua telah belajar
untuk melihat jauh ke depan, sehingga memberi kesempatan pada mereka untuk
mengetik sama cepatnya dengan rekan-rekannya yang lebih muda.
Pekerjaan dan Pensiun
Pekerjaan
Pada tahun 1980-an, persentase
laki-laki berusia di atas 65 tahun yang tetap bekerja purna waktu lebih kecil
dibanding pada awal abad 20. Penurunan yang terjadi dari tahun 1900 sampai
tahun 1980-an sebesar 70% (Douvan, 1983).
Satu perubahan penting dari pola
pekerjaan orang-orang dewasa lanjut adalah meningkatnya perkejaan-pekerjaan
paruh waktu. Mis: dari tiga juta lebih orang dewasa berusia di atas 65 tahun
yang pekerja pada tahun 1986, lebih dari separuhnya merupakan pekerja-pekerja
paruh waktu.
Pensiun
Pensiun merupakan ide yang relatif
baru. Ide ini baru menampakkan efeknya di banyak negara maju sepanjang abad
kesembilan belas dan awal abad dua puluh ketika harapan hidup meningkat. Di
Amerika Serikat, depresi ekonomi 1930 merupakan pendorong sistem pengamanna
sosial, yang bersama dengan perusahaan yang mensponsori rencana pensiun yang
telah dinegosiasi dengan serikat buruh- memungkinkan banyak pekerja lansia yang
pensiun dengan keamanan kondisi keuangan. Akhirnya, pensiun wajib pada usia 65
tahun menjadi sesuatu yang hampir unversal.
Pilihan pensiun untuk para pekerja tua merupakan fenomena akhir abad 20 di
Amerika Serikat. Sistem jaminan sosial, yang memberikan keuntungan bagi para
pekerja tua ketika mereka pensiun, diwujudkan pada thn 1953. Rata-rata, para
pekerja saat ini akan menikmati 10 sampai 15 persen dari kehidupannya dalam
masa pensiun.
Fase-Fase Pensiun
Seorang ahli gerontologi, Robert Atchley (1976), menggambarkan 7 fase pensiun
yang dilalui oleh orang-orang dewasa, sb:
• Fase Jauh (the remote phase)
• Fase dekat (the near phase)
• Fase bulan madu (the honey moon phase)
• Fase kekecewaan (the disenchantment phase)
• Fase re-orientasi (reorientation phase)
• Fase stabil (the stability phase)
• Fase akhir (the termination phase)
Lingkungan Sosial Orang Dewasa Lanjut
Salah satu teori sosial mengenai penuaan adalah teori pemisahan (disengagement
theory) menyatakan bahwa orang-orang dewasa lanjut secara perlahan-lahan menarik
diri dari masyarakat (Cumming & Henry, 1961).
Penghasilan
Orang usia lanjut yang miskin merupakan pusat perhatian khusus. Pada tahun
1988, 3.482.000 orang usia 65 tahun dan di atasnya di AS diklasifikasikan
miskin oleh pemerintah federal.
Dapat dipahami bahwa orang lansia mengkhawatirkan pendapatan mereka. Rata-rata
pendapatannya hanya sekitar setengah dari apa yang mereka dapatkan ketika masih
bekerja secara penuh.
Pengaturan Tempat Tinggal
Satu stereotipe dari para lansia adalah bahwa mereka tinggal di dalam
institusi-institusi-rumah sakit, rumah sakit jiwa, panti jompo (nursing home),
dan sebagainya.
Semakin tua seseorang, semakin besar hambatan mereka untuk tinggal sendirian.
Mayoritas orang dewasa lanjut yang tinggal sendirian adalah janda, tinggal
sendirian sebagai orang dewasa lanjut tidaklah berarti kesepian. Karena para
lansia yang dapat menopang dirinya sendiri ketika hidup sendiri seringkali
memiliki kesehatan yang baik dan sedikt ketidakmampuan, dan mereka selalu
memiliki hubungan sosial dengan sanak keluarga, teman-teman, dan para tetangga.
Perkembangan Psikis
Perkembangan Intelektual
Menurut david Wechsler dalam Desmita (2008) kemunduran kemampuan mental
merupakan bagian dari proses penuaan organisme sacara umum, hampir sebagian
besar penelitian menunjukan bahwa setelah mencapai puncak pada usia antara
45-55 tahun, kebanyakan kemampuan seseorang secara terus menerus mengalami
penurunan, hal ini juga berlaku pada seorang lansia.
Kemerosotan intelektual lansia ini pada umumnya merupakan sesuatau yang tidak
dapat dihindarkan, disebabkan berbagai faktor, seperti penyakit, kecemasan atau
depresi. Tatapi kemampuan intelektual lansia tersebut pada dasarnya dapat
dipertahankan. Salah satu faktor untuk dapat mempertahankan kondisi tersebut salah
satunya adalah dengan menyediakan lingkungan yang dapat merangsang ataupun
melatih ketrampilan intelektual mereka, serta dapat mengantisipasi terjadinya
kepikunan.
Perkembangan Emosional
Memasuki masa tua, sebagian besar lanjut usia kurang siap menghadapi dan
menyikapi masa tua tersebut, sehingga menyebabkan para lanjut usia kurang dapat
menyesuaikan diri dan memecahkan masalah yang dihadapi (Widyastuti, 2000).
Munculnya rasa tersisih, tidak dibutuhkan lagi, ketidakikhlasan menerima
kenyataan baru seperti penyakit yang tidak kunjung sembuh, kematian pasangan,
merupakan sebagian kecil dari keseluruhan perasaan yang tidak enak yang harus
dihadapi lanjut usia.
Sejalan dengan bertambahnya usia, terjadinya gangguan fungsional, keadaan
depresi dan ketakutan akan mengakibatkan lanjut usia semakin sulit melakukan
penyelesaian suatu masalah. Sehingga lanjut usia yang masa lalunya sulit dalam
menyesuaikan diri cenderung menjadi semakin sulit penyesuaian diri pada
masa-masa selanjutnya.
Yang dimaksud dengan penyesuaian diri pada lanjut usia adalah kemampuan orang
yang berusia lanjut untuk menghadapi tekanan akibat perubahan perubahan fisik,
maupun sosial psikologis yang dialaminya dan kemampuan untuk mencapai
keselarasan antara tuntutan dari dalam diri dengan tuntutan dari lingkungan,
yang disertai dengan kemampuan mengembangkan mekanisme psikologis yang tepat
sehingga dapat memenuhi kebutuhan– kebutuhan dirinya tanpa menimbulkan masalah
baru.
Perkembangan Spiritual
Sebuah penelitian menyatakan bahwa lansia yang lebih dekat dengan agama
menunjukkan tingkatan yang tinggi dalam hal kepuasan hidup, harga diri dan
optimisme. Kebutuhan spiritual (keagamaan) sangat berperan memberikan
ketenangan batiniah, khususnya bagi para Lansia. Rasulullah bersabda “semua
penyakit ada obatnya kecuali penyakit tua”. Sehingga religiusitas atau
penghayatan keagamaan besar pengaruhnya terhadap taraf kesehatan fisik maupun
kesehatan mental, hal ini ditunjukan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Hawari (1997), bahwa :
1.Lanjut usia yang nonreligius angka kematiannya dua kali lebih besar daripada
orang yang religius.
2.Lanjut usia yang religius penyembuhan penyakitnya lebih cepat dibandingkan
yang non religius.
3.Lanjut usia yang religius lebih kebal dan tenang menghadapi operasi atau masalah
hidup lainnya.
4.Lanjut usia yang religius lebih kuat dan tabah menghadapi stres daripada yang
nonreligius, sehingga gangguan mental emosional jauh lebih kecil.
5.Lanjut usia yang religius tabah dan tenang menghadapi saat-saat terakhir
(kematian) daripada yang nonreligius.
Perkembangan Minat
Minat dalam diri sendiri: orang menjadi
semakin dikuasai oleh diri sendiri apabila semakin tual
Minat terhadap pakaian: minat terhadap
pakaian tergantung pada sejauh mana orang berusia lanjut terlibat dalam kegiatan
sosiall
Minat terhadap uang: pensiun atau
pengangguran mungkin akan menjalanil masa tuanya dengan pendapatan yang
kurang bahkan mungkin tanpa pendapatan samasekali.
Minat untuk rekreasi :beberapa perubahan
dalam kegiatan sering dilakukan karena memang tidak dapat dielakkanl
Minat keagamaan, dalam hal ini beberapa
penelitian menunjukkan bahwal orang usia lanjut temyata tidak
harus selalu semakin kuat kehidupan keagamaannya. Disimpulkan bahwa kehidupan
beragama ini akan sangat ditentukan oleh bagaimana individu tersebut
menjalankan kehidupan beragama di masa sebelumnya
Minat untuk mati, beberapa pertanyaan
sering kali banyak menghinggapil pikiran para lanjut usia ini antara
lain, kapan saya akan mati ?, apa yang menyebabkan kematian saya nanti ?, apa
yang bisa saya lakukan terhadap kematian seperti yang saya inginkan ?, atau
apakah saya dibenarkan untuk bunuh diri ?, bagaimana saya dapat mati dengan
cara yang baik?.
Minat untuk makan sering kali sangat
berkurang. Hal ini banyakl disebabkan karena masalah gigi,
gusi dan sistem pencemaan. Sehingga ini juga menyebabkan terjadinya ketegangan
dengan mereka yang mengurus/menyediakan makanan tersebut.
Perkembangan Kepribadian
Pertanyaan awal adalah…
Apakah kepribadian itu berubah pada saat kita tua?
Apakah kita memasuki tahapan baru dari perkembangan kepribadian?
Untuk bisa menjawab pertanyaan tersebut kita akan merujuk kepada teori
psikoanalisa; Freud, Roger, dan Erikson
• Freud
Percaya bahwa pada usia lanjut, kita kembali kepada kecenderungan2 narsistik
masa kanak-kanak awal (Santrock, 2002: 250).
Artinya tindakan yang dibuat harus diperlihatkan kepada orang lain. Ketika itu
tidak bisa dilakukan maka tidak akan memperoleh kepuasan.
• Carl Jung
Mengatakan bahwa pada usia lanjut, pikiran tenggelam jauh di dalam
ketidaksadaran (Santrock, 2002: 250).
Berdasarkan pendapat Jung ini, mungkin saja hal ini yang membuat orang yang
sudah tua mudah lupa, karena sulit untuk memanggilnya kembali ke alam sadar.
Hal ini mungkin saja disebabkan oleh sedikitnya kontak dengan realitas,
sehingga pikirannya terpendam dalam ketidaksadaran
• Erikson
Integritas Vesus Keputusasaan
Percaya bahwa masa dewasa akhir dicirikan oleh tahap terakhir dari delapan
tahap siklus kehidupan.
Tahun-tahun akhir kehidupan merupakan suatu masa untuk melihat kembali apa yang
telah dilakukan selama hudupnya. Jika kehidupan sebelumnya dapat dijalani
dengan baik maka akan merasakan kepuasan/integritas pada masa tuanya, dan
sebaliknya.
Bahaya Fisik dan Psikis Lansia
Secara individu, pengaruh proses menua dapat menimbulkan berbagai masalah fisik
baik secara fisik-biologik, mental maupun sosial ekonomis. Dengan semakin
lanjut usia seseorang, mereka akan mengalami kemunduran terutama di bidang
kemampuan fisik, yang dapat mengakibatkan penurunan pada peranan-peranan
sosialnya. Hal ini mengkibatkan pula timbulnya gangguan di dalam hal mencukupi
kebutuhan hidupnya sehingga dapat meningkatkan ketergantunga yang memerlukan
bantuan orang lain.
Lanjut usia tidak saja di tandai dengan kenunduran fisik, tetapi dapat pula
berpengaruh terhadap kondisi mental. Semakin lanjut seseorang, kesibukan
sosialnya akan semakin berkurang hal mana akan dapat mengakibatkan berkurangnya
integrasi dengan lingkungannya. Hal ini dapat memberikan dampak pada
kebahagiaan seseorang (Stanley, 2007).
Beberapa Tanda Bahaya Yang Sebaiknya Diantisipasi
1. Bahaya fisik yang umum terjadi pads usia lanjut
• Penyakit degeneratif/penyakit kronis.
• Adanya hambatan fisik (penglihatan, pendengaran, otot, tulang dll.).
• Gangguan pada gigi/gusinya.
• Berkurangnya pemasukan gizi, karena minat makan yang berkurang, dalam hal ini
dirinya ada rasa takut dan juga murung, ingin makan bersama orang lain.
• Menurunnya kemampuan dan gairah seksual.
• Mereka tergolong rentan/rawan terhadap kecelakaan.
2. Bahaya Psikis Pada Lansia
• Ketidaksiapan untuk mengadakan perubahan pola kehidupannya, contoh: misalnya
mereka harus memutuskan mendiami rumah yang tidak terlalu besar lagi, karena
anakanak sudah menikah semua dan mempunyai keluarga sendiri.
• Dapat pula muncul pemikiran pada orang usia lanjut bahwa proses mental mereka
sudah mulai dan sedang menurun. Misalnya mereka mengeluh sangat pelupa,
kesulitan dalam menerima hal baru. Dan mereka juga merasa tidak tahan dengan
tekanan, perasaan seperti ini membentuk mental mereka seolah tertidur, dengan
keyakinan bahwa dirinya sudah terlalu tua untuk mengerjakan hal tertentu,
mereka menarik diri dari semua bentuk kegiatan.
• Masalah psikologis lain yang dapat menjadi gangguan adalah perasaan bersalah
karena menganggur. Sering kali hal ini akan tergantung dari sistem nilai yang
ada dalam dirinya, seberapa jauh orang usia lanjut ini sangat mementingkan
materi, dan seberapa jauh dia menilai pentingnya bekerja. Mereka merasa sangat
membutuhkan pekerjaan agar sangat dihargai oleh orang lain, ingin memperoleh
perhatian. Berkaitan dengan hal ini, mereka juga menyadari bahwa pendapatan
mereka menurun.
• Gangguan psikologis yang dipandang paling berbahaya adalah sikap mereka yang
ingin tidak terlibat secara sosial. Sikap ini akan membuat mereka mudah curiga
terhadap orang lain, atau menuntut perhatian berlebihan, atau mengasingkan diri
dengan munculnya rasa tidak berguna dan rasa murung, rendah diri, bahkan juga
mungkin akan menjadi sangat apatis.
Daftar Pustaka
Papalia,Diane E.,dkk. 2008. Human Development. Jakarta: Kencana Prenada Media
Group.
F.J. Monks & A.M.P. Knoers, Psikologi Perkembangan: Pengantar dalam
Berbagai Bagiannya. Cet.XV; Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2006.
Desmita, Psikologi Perkembangan. Cet.II; Bandung, Remaja Rosdakarya, 2006.
B. Hurlock, Elizabeth, Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga, 1980.
Santrock,John W. 2007. Perkembangan Anak Edisi Kesembilan Jilid 2. Jakarta:
Erlangga.
Mukhlis & Hirmaningsih. 2010. Teori-Teori Psikologi Perkembangan.
Pekanbaru: Psikologi Press.
Psikologi Perkembangan Lansia, diakses pada tanggal 17 april 2011 pukul 22.06
wib dari
http://shulizwanto08.wordpress.com/2010/01/12/psikologi-perkembangan-lansia/
Tahap perkembangan pada usia dewasa, diakses pada tanggal 17 april 2011 pukul
22.14 wib dari
http://smpn2lem.blogspot.com/2011/02/tahap-perkembangan-pada-usia-dewasa.html
http://dinkes-sulsel.go.id/new/images/pdf/pedomam%20keswa_lansia.pdf
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/17277/4/Chapter%20II.pdf
Perkembangan pisik dan kognitif dewasa akhir, diakses pada tanggal 17 april
2011 pukul 22.46 wib dari
http://blog.uinmalang.ac.id/azzqie/2011/02/01/perkembangan-fisik-dan-kognitif-dewasa-akhir/
http://dinkes-sulsel.go.id/new/images/pdf/pedomam%20keswa_lansia.pdf